Kemenhub Kucurkan Dana Untuk Selenggarakan Sekolah Vokasi

Kementerian Perhubungan menganggarkan sekitar Rp. 200 iliar untuk penyelenggaraan sekolah-sekolah vokasi di seluruh Indonesia. Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai meresmikan Gedung Serbaguna Mas Pardi di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang dan Peluncuran Pendidikan Vokasi PIP, Undip Semarang, dan UGM Yogyakarta, Kamis (12/1).

Rencananya program yang dirintis pemerintah ini akan berlangsung hingga November 2017 mendatang dengan target bisa merekrut 100 ribu anak atau remaja kurang mampu di Indonesia untuk didik kompetensi dasar kepelautan dengan anggaran sekitar Rp 200 miliar.

“Program untuk memaksimalkan potensi martirim ini digagas oleh Presiden Jokowi tujuannya untuk mengurangi angka pengangguran dengan melakukan pendidikan vokasi kelautan,” katanya Mentri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

Menurut Budi, saat ini jumlah pengangguran di Indonesia sangat tinggi. Ironisnya pengangguran ini mayoritas tidak lulus SMA atau hanya memiliki ijasah SMP dengan jumlah 30 persen dari angkatan kerja.

“Banyak anak-anak kita yang tidak memiliki pekerjaan dan sekolah menengah atas (SMA) pun mereka tidak lulus. Jumlahnya 30 persen dari angkatan kerja,” katanya.

Budi menjelaskan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan punya banyak lembaga dan fasilitas untuk mencetak orang-orang kompeten dan terbaik, termasuk PIP Semarang.

“Namun, selama ini kurang memberikan perhatian pada masyarakat. Oleh karenanya, pada 2017 ini dianggarkan kurang lebih mendekati Rp200 miliar untuk kegiatan vokasi di seluruh lembaga kami,” katanya.

Penyelenggaraan pendidikan vokasi itu, kata dia, bisa dikerja samakan dengan perguruan tinggi, seperti Undip dan UGM yang menjadi “kick off” (tendangan pembuka) untuk pelaksanaan di seluruh Indonesia.

Menurut dia, pendidikan vokasi itu memberikan kesempatan bagi mereka yang hanya lulus sekolah menengah pertama (SMP) untuk bersekolah atau semacam kursus selama antara dua minggu sampai satu bulan.

“Cukup dua minggu atau sebulan, tidak usah lama-lama, namun (kompetensinya, red.) dibutuhkan di laut. Semacam kursus dan diberi sertifikat. Untuk pos-posnya diserahkan pada BPSDM Perhubungan,” katanya.

Akan tetapi, Menhub mengatakan pos-pos kompetensi lulusan pendidikan vokasi itu memang dibutuhkan di dunia kerja kemaritiman, seperti paling sederhana adalah koki dan anak buah kapal (ABK).

Tidak hanya membekali kompetensi, kata dia, BPSDM Perhubungan melalui pendidikan vokasi yang bersifat gratis itu juga memfasilitasi “channel-channel” untuk penyaluran lulusan dalam dunia kerja.

“Kami sudah bekerja sama dengan INSA (Indonesia National Shipowners’ Association) atau organisasi pengusaha pelayaran angkutan niaga. Kalau sudah dapat produknya, kami lakukan kerja sama lebih jauh,” pungkasnya.


Sumber : http://beritajateng.net/kemenhub-kucurkan-rp-200-miliar-untuk-selenggarakan-sekolah-vokasi/